Tunapolitik Bawah Air

Muhidin M. Dahlan,
Kerani di @warungarsip Yogyakarta

Maritimkah visi bangsa di zaman kiwari? Tidak! Setidaknya uraian di bawah ini menunjukkan bahwa maritim sebagai kebijakan negara sudah sayup-sayup, tapi tidak sebagai gagasan dan ide dalam komunitas masyarakat.

Untuk melihat keberpihakan visi sebuah negara, pertama-tama lihat anggaran belanja keuangannya. Dan di titik itu jangan jantungan jika membaca bahwa anggaran untuk mengurusi dunia maritim hanya Rp 16 triliun, jauh di bawah jatah Kementerian Agama, yang beranggaran mendekati Rp 50 triliun. Anggaran untuk bidang pertanian/peternakan juga sama menyedihkan, "hanya" Rp 16 triliun. Artinya, mengurusi agama-yang kata Buya Syafii Maarif diurus oleh departemen paling korup-lebih penting ketimbang mengurusi dunia maritim dan dunia agraris.

Kamis, 24 Oktober 2013

Muhidin M. Dahlan,
Kerani di @warungarsip Yogyakarta

Maritimkah visi bangsa di zaman kiwari? Tidak! Setidaknya uraian di bawah ini menunjukkan bahwa maritim sebagai kebijakan negara sudah sayup-sayup, tapi tidak sebagai gagasan dan ide dalam komunitas masyarakat.

Untuk melihat keberpihakan visi sebuah negara, pertama-tama lihat anggaran belanja keuangannya. Dan di titik itu jangan jantungan jika membaca bahwa anggaran untuk mengurusi dunia marit

...

Berita Lainnya