Ramadan dan Festival Konsumerisme Agama

Junaidi Abdul Munif,
DIREKTUR EL-WAHID CENTER, UNIVERSITAS WAHID HASYIM SEMARANG

Agama adalah kebutuhan manusia. Sejak agama belum menjadi formal, masyarakat primitif telah berupaya mencari suatu "zat" yang membuat semua yang ada di dunia ini berjalan sedemikian rupa. Modernisme yang disebut pula sebagai zaman rasionalisme (aufklarung/pencerahan) tidak lantas menafikan peran agama dan Tuhan yang sering dianggap bergerak pada wilayah irasional dan transendental-sesuatu yang sejak awal berusaha "ditentang" oleh rasionalisme.

Namun justru modernisme dan rasionalisme menjadi pisau analisis untuk menguak misteri irasionalitas dan transendensi Tuhan dan agama. Karen Armstrong dalam Sejarah Tuhan mengungkapkan bagaimana hasrat manusia mencari Tuhan itu ada sejak dulu. Homo sapiens sebagai manusia yang mendekati manusia sekarang adalah juga homo religius. Mereka menyembah dewa-dewa, menciptakan agama bersamaan saat mereka menciptakan kaya seni. Tuhan sebagai zat yang tak terpermanai, berusaha didekatkan oleh masyarakat lewat simbol (2001).

Selasa, 16 Juli 2013

Junaidi Abdul Munif,
DIREKTUR EL-WAHID CENTER, UNIVERSITAS WAHID HASYIM SEMARANG

Agama adalah kebutuhan manusia. Sejak agama belum menjadi formal, masyarakat primitif telah berupaya mencari suatu "zat" yang membuat semua yang ada di dunia ini berjalan sedemikian rupa. Modernisme yang disebut pula sebagai zaman rasionalisme (aufklarung/pencerahan) tidak lantas menafikan peran agama dan Tuhan yang sering dianggap bergerak pada wilayah irasional dan tr

...

Berita Lainnya