Berpacu Menuju RI-1

Budiyati Abiyoga,
PRODUSER FILM

Walaupun berkali-kali menyatakan iktikadnya untuk menyelesaikan berbagai masalah Ibu Kota yang menjadi tanggung jawabnya sekarang, tampaknya Jokowi sulit tersaingi langkahnya menuju RI-1. Sebagai media darling, tanpa merogoh kantong untuk kampanye (terselubung atau tidak) pun, keberpihakan media ikut andil dalam keberpihakan calon pemilih kepada tokoh yang ternyata sanggup mempertemukan aliran kebijakan atas-bawah dan aliran partisipasi warga bawah-atas ini. Karena keputusan-keputusannya dalam mengelola Jakarta serba transparan, maka walaupun kemudian ada review dan koreksi atas kekeliruan informasi sampai kebijakannya pun, dia mendapat limpahan maaf. Yang tidak mendukungnya juga menahan diri untuk tidak bombastis melawan arus keberpihakan media dan publik.

Headline Koran Tempo Senin, 1 Juni 2013, menampilkan judul "Kalau Jokowi Absen, Prabowo Menjadi Presiden". Pilihan kepada Prabowo sedikit-banyak juga didukung peran media, terutama televisi yang dekat dengan masyarakat umum dari segala segmen. Prabowo bukan media darling, tapi metodologi yang dipergunakan dalam tampil di layar kaca sangat tepat, yaitu mengulang-ulang hal yang sama, kata-kata yang sama, dan cara yang sama untuk tertancap di benak pemirsa. "Saya, Prabowo Subianto...." pemirsa pasti akrab dengan sapaan itu. Untuk semua kesempatan apa saja dan di mana saja, pemirsa tetap terbawa ke arah satu fokus: "Saya, Prabowo Subianto...."

Sabtu, 6 Juli 2013

Budiyati Abiyoga,
PRODUSER FILM

Walaupun berkali-kali menyatakan iktikadnya untuk menyelesaikan berbagai masalah Ibu Kota yang menjadi tanggung jawabnya sekarang, tampaknya Jokowi sulit tersaingi langkahnya menuju RI-1. Sebagai media darling, tanpa merogoh kantong untuk kampanye (terselubung atau tidak) pun, keberpihakan media ikut andil dalam keberpihakan calon pemilih kepada tokoh yang ternyata sanggup mempertemukan aliran kebijakan atas-bawah

...

Berita Lainnya