Bharatayudha di Mesir

Omar Ashour,
DOSEN SENIOR STUDI KEAMANAN DAN POLITIK TIMUR TENGAH PADA UNIVERSITY OF EXETER, PENGARANG BUKU THE DE-RADICALIZATION OF JIHADISTS: TRANSFORMING ARMED ISLAMIST MOVEMENTS DAN FROM GOOD COP TO BAD COP: THE CHALLENGE OF SECURITY SECTOR REFORM IN EGYPT

Dengan merebaknya unjuk rasa protes di seantero Mesir pada 30 Juni-tepat setahun setelah rakyat Mesir memilih presiden sipil mereka yang pertama-suatu gerakan yang beragam dan tidak tersentralisasi telah menantang Muhammad Mursi sebagai presiden negeri itu. Ratusan ribu orang telah dikerahkan ke jalan-jalan raya. Banyak di antara mereka kemudian menyerbu dan membakar markas besar Al-Ikhwan al-Muslimun di Kairo.

Pada akhir hari itu, Mursi diberi ultimatum. Pernyataan "revolusioner" pertama yang dikeluarkan Tamarod, gerakan akar rumput yang baru di Mesir, menuntut Mursi mundur dalam waktu dua hari atau menghadapi demonstrasi besar-besaran menuju istana kepresidenan. "Atas nama 22 juta warga Mesir, kami menyatakan Muhammad Mursi bukan lagi Presiden Mesir yang sah." Para pemrotes kemudian menyerukan kepada "lembaga-lembaga negara, angkatan bersenjata, polisi, dan lembaga kehakiman, agar memihak rakyat."

Jumat, 5 Juli 2013

Omar Ashour,
DOSEN SENIOR STUDI KEAMANAN DAN POLITIK TIMUR TENGAH PADA UNIVERSITY OF EXETER, PENGARANG BUKU THE DE-RADICALIZATION OF JIHADISTS: TRANSFORMING ARMED ISLAMIST MOVEMENTS DAN FROM GOOD COP TO BAD COP: THE CHALLENGE OF SECURITY SECTOR REFORM IN EGYPT

Dengan merebaknya unjuk rasa protes di seantero Mesir pada 30 Juni-tepat setahun setelah rakyat Mesir memilih presiden sipil mereka yang pertama-suatu gerakan yang beragam dan tidak tersent

...

Berita Lainnya