Mendorong Twitter Memicu Aktivisme

Ahmad Sahidah,
DOSEN FILSAFAT DAN ETIKA UNIVERSITAS UTARA MALAYSIA

Kalimat-kalimat pendek dalam Twitter hakikatnya seperti sumbu pendek mercon. Ia dengan mudah meledak di kepala pembacanya. Bayangkan, sebuah kalimat atau dua kalimat memaksa pengicau untuk menyampaikan pesan dengan jelas, ringkas, dan bernas dalam 140 karakter. Tidak semua orang mampu melakukannya. Sebagian malah memanfaatkan keringkasan susunan bahasa Inggris untuk meluahkan gagasan agar tidak disalahpahami. Kalau penggunaan bahasa asing dimanfaatkan sepenuhnya, tentu pengikut (follower) bisa belajar isi dan bahasa sekaligus. Namun apabila campur-aduk, ia tak lebih dari kegenitan pengicaunya.

Selasa, 18 Juni 2013

Ahmad Sahidah,
DOSEN FILSAFAT DAN ETIKA UNIVERSITAS UTARA MALAYSIA

Kalimat-kalimat pendek dalam Twitter hakikatnya seperti sumbu pendek mercon. Ia dengan mudah meledak di kepala pembacanya. Bayangkan, sebuah kalimat atau dua kalimat memaksa pengicau untuk menyampaikan pesan dengan jelas, ringkas, dan bernas dalam 140 karakter. Tidak semua orang mampu melakukannya. Sebagian malah memanfaatkan keringkasan susunan bahasa Inggris untuk meluahkan gaga

...

Berita Lainnya