Bara di Bawah Api Kasus OKU

Reza Indragiri Amriel,
PENERIMA ASIAN PUBLIC INTELLECTUAL FELLOWSHIP, PESERTA COMMUNITY POLICING DEVELOPMENT PROGRAM DI JEPANG

Pertikaian antara Polri dan TNI di Ogan Komering Ulu (OKU), sebagai cuilan pertikaian serupa yang diakui ataupun tidak juga terendus aromanya di level nasional, relatif sepele. Personel-personel terkait harus ditindak secara hukum, di samping penanganan intra dan inter-institusi. Untuk merealisasi hal itu, "hanya" dibutuhkan kesungguhan dan ketegasan kuat dari pemimpin masing-masing lembaga.

Isu yang membutuhkan sikap lebih serius adalah bagaimana posisi Polri dan TNI di mata masyarakat. Konsekuensi dari pertanyaan tersebut, kedua lembaga dapat masuk ke persaingan memperebutkan dukungan/kepercayaan publik. Faktanya, merespons kejadian penyerangan di kantor Polres Ogan Komering Ulu oleh seratusan oknum personel TNI pekan lalu, mengapa media sosial malah riuh oleh komentar-komentar publik yang mencibir polisi? Bangunan musnah, aset hampir habis seluruhnya, sekian personel terluka parah, itu semua sudah sangat gamblang memposisikan Polri sebagai korban. Kendati begitu, tayangan media belum cukup mengundang simpati masyarakat terhadap Polri, walau juga tidak berarti masyarakat membenarkan tindakan brutal oknum-oknum personel TNI.

Rabu, 13 Maret 2013

Reza Indragiri Amriel,
PENERIMA ASIAN PUBLIC INTELLECTUAL FELLOWSHIP, PESERTA COMMUNITY POLICING DEVELOPMENT PROGRAM DI JEPANG

Pertikaian antara Polri dan TNI di Ogan Komering Ulu (OKU), sebagai cuilan pertikaian serupa yang diakui ataupun tidak juga terendus aromanya di level nasional, relatif sepele. Personel-personel terkait harus ditindak secara hukum, di samping penanganan intra dan inter-institusi. Untuk merealisasi hal itu, "hanya" dibutuhka

...

Berita Lainnya