Drama Politik NasDem

M. Alfan Alfian,
DOSEN PASCASARJANA ILMU POLITIK UNIVERSITAS NASIONAL, JAKARTA

Kongres I Partai Nasional Demokrat (NasDem) di Jakarta, 25-26 Januari lalu, secara aklamasi menetapkan Surya Paloh sebagai ketua umum. Di sisi lain, terjadi aksi pengunduran diri banyak kader partai yang terpicu oleh mundurnya Ketua Dewan Pakar Hary Tanoesoedibjo, Sekretaris Jenderal Ahmad Rofiq, Wakil Sekretaris Jenderal Saiful Haq, dan Ketua Bidang Internal Endang Tirtana. Mereka menolak rencana Surya Paloh tampil sebagai ketua umum karena bertolak belakang dengan hakikat restorasi.

Sebagai partai baru peserta Pemilu 2014, perpecahan di tubuh Partai NasDem ini sangat dramatik. Persoalannya bukan sekadar pecahnya kongsi Surya Paloh dan Hary Tanoesoedibjo, yang sama-sama berlatar belakang pengusaha dan pemilik media, melainkan jauh lebih kompleks. Pertama, secara substantif, wacana restorasi atau gerakan perubahan NasDem dipertanyakan. Hal ini terbatas dari alasan mundurnya faksi Hary Tanoe serta kader-kader lain di pusat dan daerah.

Rabu, 30 Januari 2013

M. Alfan Alfian,
DOSEN PASCASARJANA ILMU POLITIK UNIVERSITAS NASIONAL, JAKARTA

Kongres I Partai Nasional Demokrat (NasDem) di Jakarta, 25-26 Januari lalu, secara aklamasi menetapkan Surya Paloh sebagai ketua umum. Di sisi lain, terjadi aksi pengunduran diri banyak kader partai yang terpicu oleh mundurnya Ketua Dewan Pakar Hary Tanoesoedibjo, Sekretaris Jenderal Ahmad Rofiq, Wakil Sekretaris Jenderal Saiful Haq, dan Ketua Bidang Internal Endang Ti

...

Berita Lainnya