Kaji Ulang Perjanjian Perdagangan Bebas

Khudori,
PEGIAT ASOSIASI EKONOMI POLITIK INDONESIA (AEPI), ANGGOTA POKJA AHLI DEWAN KETAHANAN PANGAN PUSAT (2010-2014)

Pada awal 2013, muncul sengketa perdagangan Indonesia dan mitra dagangnya. Melalui WTO, Amerika Serikat melayangkan dua gugatan: soal pengaturan impor hortikultura dan pemangkasan kuota impor daging sapi serta produk udang beku yang dituding mengandung dumping. Lewat WTO pula Asosiasi Eksportir Produk Gandum, Kacang-kacangan, dan Minyak Sayur Turki melayangkan gugatan atas penyelidikan pengamanan perdagangan terigu impor. Indonesia juga melayangkan gugatan lewat WTO atas sejumlah produk impor, seperti lembaran baja canai, glukosa kristal, dan alat ukur.

Sengketa datang merupakan hal lumrah. Setiap negara, termasuk Indonesia, akan berusaha mengamankan pasar domestik dari serbuan impor. Sebaliknya, berbagai upaya dilakukan untuk memuluskan ekspor. Pelambatan ekonomi dunia membuat praktek pengamanan perdagangan (baca: proteksi), seperti inisiasi anti-dumping, prosedur pabean yang ketat, dan pembatasan impor, semakin menguat. Dalam berbagai publikasi, WTO mencatat penguatan proteksi itu. Inilah salah satu penyebab banyaknya sengketa dagang.

Selasa, 29 Januari 2013