Sepak Bola dan Meredam Marah di Melasti Kuta
Minggu, 17 Oktober 2010
Hujan sudah membasahi Kuta. Warung Made, Jumat malam lalu, penuh pengunjung. Made Raymond--pemilik rumah makan di Jalan Pantai Kuta--bersemangat. Padahal obrolan seputar sepak bola itu sudah berlangsung hampir tiga jam. "Sepak bola di negeri ini memang harus berubah," kata Raymond.
Jumat lalu, saya berada di Bali dan Pantai Kuta bukan melakukan persinggahan terakhir ketika semakin banyak saja orang yang menginginkan perubahan. Saya sejenak meninggal
...