Jeli Membaca Angin

Kerap iri melihat remaja seusianya nongkrong di mal.

Minggu, 4 Februari 2007

NOVIA NURAINI

Siang itu udara Jakarta masih berkabut. Hujan yang mengguyur sejak malam membuat mata mengantuk. Tapi tidak bagi Novia Nuraini. Kedua mata sayunya terpaku pada target berupa bulatan merah yang berjarak sepuluh meter di depannya. Sepi dan dingin.

Tangan kanannya kemudian merentang tali busur. Dalam sekejap sebuah anak panah melesat mengenai bulatan merah itu. Bibir tipis Novia pun merekahkan senyum. Rupanya, angin cukup bersahabat pada

...

Berita Lainnya