DI ruangan seluas 6 x 6 meter, Medina Warda Aulia, 16 tahun, duduk berhadapan dengan Andrei Kovalev, pelatih catur asal Belarus. Di antara mereka terdapat sebuah meja dengan papan catur dan bidak di atasnya. Kovalev dengan serius memperhatikan laptop yang ada di sisi kanannya. Sesekali ia memindah-mindahkan buah catur untuk mengoreksi langkah Medina.

Jumat itu, di Sekolah Catur Utut Adianto, Bekasi, Jawa Barat, Medina berlatih hingga enam jam,