Mengais Kehidupan di Bantaran Rel

Penggarukan dan penggusuran hanya bermakna sesaat.

Minggu, 1 Mei 2005

Malam itu Murni, 47 tahun, memutuskan tidak mengencani pria mana pun. Dia hanya ingin menanti mimpi di pondoknya. Dia begitu lelah hingga terjaga sesaat setelah pagi mulai mengintai.Wanita asal Rejomulyo, Semarang, ini tak kuasa menahan kakinya melangkah ke luar rumah. Waktu itu, kendati jarum jam sudah menunjuk angka 01.30, bukan waktu yang tidak tepat menuju tempat kerjanya di rel kereta api, yang hanya sepelemparan batu dari pondoknya.Murni bu...

Berita Lainnya