Penari Istana Berjuang Pulihkan Nama Baik

Kamis, 12 Januari 2012

Cianjur, malam 23 Desember 1968, Raden Nani Soemarni terkejut ketika pintu rumahnya digedor beberapa orang. Sang ayah, Raden Baja Affandi, membuka pintu. Dua moncong senjata tiba-tiba diacungkan ke wajah mereka.

Nani yakin peristiwa itu berkaitan dengan huru-hara Gerakan 30 September. Maklum, sejak 1963, perempuan yang saat itu berusia 27 tahun ini adalah penari di Istana Cipanas yang kerap menari di depan Presiden Sukarno. “Saya dibawa ke Ged

...

Berita Lainnya