Yang Semakin Tercekik Kemiskinan

Ia hanya bisa kembali menjajal peruntungannya dengan tetap bertahan di Jakarta.

Senin, 19 Mei 2008

Wajah lelaki itu tampak lesu digerogoti waktu. Ia bukan lelaki lembek, sebenarnya, tapi rentetan gejolak dan lesunya mesin ekonomi negeri ini pada 1998 dan kenaikan harga BBM pada 2005 membuat hidupnya terperosok. Jatuh hingga ke dasar. Selama 10 tahun terakhir, dia "terpenjara" sebagai orang miskin bersama 25,1 juta orang lainnya di Indonesia. Dalam kacamata para ekonom modern, ongkos hidup seharinya tak lebih dari harga sepotong burger Big Mac di

...

Berita Lainnya