Harry Isra M.
MAnggota Law dan Mahasiswa Sastra Universitas Hasanuddin
garink_41@yahoo.co.id

No text unless there is a reader!" Takkan ada sebuah teks tanpa kehadiran sang pembaca, begitu kira-kira saya menerjemahkannya. Ungkapan itu adalah milik kritikus sastra beraliran reader-response. Kelahiran aliran ini merupakan upaya melawan tradisi sastra beraliran formalisme.

Para formalis melihat karya sastra hanya sebatas permainan bahasa (language gam