Kata, Kota, dan Kita

Hendragunawan S.Thayf
Penulis seorang penyair dan anggota Masyarakat Sastra Tamalanrea
hendragst@gmail.com

Ada beberapa pasangan kata dalam bahasa kita, yang sesungguhnya memiliki makna yang berat dan mendalam, namun kemudian menjadi ringan dan dangkal akibat kecenderungan kita untuk bermudah-mudah saja dalam berbahasa, tanpa merasa perlu menelusuri asal-muasalnya. Meminjam ungkapan Chairil Anwar, kita merasa tak perlu "menggali kata hingga ke putih tulang".

Padahal, setiap kata yang kita kenal sesungguhnya tidak jatuh begitu saja dari langit lalu dipunguti oleh para leluhur. Setiap kata itu merupakan permata peradaban umat manusia, yang dicetuskan oleh seseorang, diterima oleh kelompoknya, dan kemudian dirawat oleh para pemelihara bahasa dengan mencantumkannya di dalam kamus. Kata-kata memungkinkan kita menuangkan gagasan dan perasaan, menanggapi dan membahasnya, kemudian mengabadikan serta menyebarluaskannya, melintasi ruang dan waktu.

Senin, 3 November 2014

Hendragunawan S.Thayf
Penulis seorang penyair dan anggota Masyarakat Sastra Tamalanrea
hendragst@gmail.com

Ada beberapa pasangan kata dalam bahasa kita, yang sesungguhnya memiliki makna yang berat dan mendalam, namun kemudian menjadi ringan dan dangkal akibat kecenderungan kita untuk bermudah-mudah saja dalam berbahasa, tanpa merasa perlu menelusuri asal-muasalnya. Meminjam ungkapan Chairil Anwar, kita merasa tak perlu "menggali kata hingga ke puti

...

Berita Lainnya