Berterima Kasih dengan Darah

Mariati Atkah
Bekerja sebagai penyuluh budaya di Kabupaten Luwu dan Kota Palopo
elektra_dps06@yahoo.com

Langit berwarna biru cerah pada suatu pagi di pertengahan September. Angin bertiup perlahan mengusap kulit menyingkirkan gerahnya udara. Awan hanya segaris tipis menghias tepi cakrawala. Di lokasi pelelangan ikan Kota Palopo, saya terselip di antara kerumunan beratus orang yang berjubel memenuhi tempat itu untuk mengikuti ritual Maccera' Tasi'.

Rangkaian ritual adat itu dimulai ketika hari beranjak siang, dengan harapan, semoga rezeki akan senantiasa naik mengikuti matahari yang perlahan merayap ke pucuk langit. Pua Puawang-pemimpin ritual kelompok nelayan- bersama Bunga Lalang (pemimpin ritual kelompok petani), massimang atau memohon izin kepada Datu Luwu sebagai tuan rumah, yang pemimpin kerajaan. Satu di antara mereka mengusung seorang anak perempuan yang belum akil balig di bahunya. Anak perempuan ini adalah simbol kesucian yang dihantarkan ke hadapan sang Datu.

Jumat, 10 Oktober 2014

Mariati Atkah
Bekerja sebagai penyuluh budaya di Kabupaten Luwu dan Kota Palopo
elektra_dps06@yahoo.com

Langit berwarna biru cerah pada suatu pagi di pertengahan September. Angin bertiup perlahan mengusap kulit menyingkirkan gerahnya udara. Awan hanya segaris tipis menghias tepi cakrawala. Di lokasi pelelangan ikan Kota Palopo, saya terselip di antara kerumunan beratus orang yang berjubel memenuhi tempat itu untuk mengikuti ritual Maccera' Tasi'.

...

Berita Lainnya