Otentisitas, Wakil Rakyat, dan Kegaduhan Hipersemiotika

Mohd. Sabri A.R.
Dosen Filsafat Universitas Islam Negeri Alauddin
mohdsabriar@yahoo.co.id

Kata "otentik" dan "otentisitas" berakar dari bahasa Yunani authentes, bermakna "penyebab" atau author. Authenticity (Inggris) atau authenticitie (Prancis), searti dengan keaslian, ketulenan, dan kesejatian. Kegaduhan diidentikkan dengan keriuhan, kebisingan, ingar-bingar, persis ingar-bingarnya pasar. Tulisan ini mencoba merefleksikan kegaduhan sistem nilai yang kini tengah menerpa bangsa kita. Mampukah kita menghadirkan otentisitas dalam suasana ingar-bingar politik seperti yang kita rasakan sekarang ini? Di sini, semiotika dihadirkan sebagai perspektif.

Umberto Eco dalam A Theory of Semiotic (1979) merumuskan semiotika sebagai "disiplin yang mengkaji semesta tanda yang dapat digunakan untuk berdusta". Definisi Eco ini-meski tampak sangat mengguncang-secara eksplisit menjelaskan betapa sentralnya konsep dusta di dalam wacana semiotika.

Kamis, 9 Oktober 2014

Mohd. Sabri A.R.
Dosen Filsafat Universitas Islam Negeri Alauddin
mohdsabriar@yahoo.co.id

Kata "otentik" dan "otentisitas" berakar dari bahasa Yunani authentes, bermakna "penyebab" atau author. Authenticity (Inggris) atau authenticitie (Prancis), searti dengan keaslian, ketulenan, dan kesejatian. Kegaduhan diidentikkan dengan keriuhan, kebisingan, ingar-bingar, persis ingar-bingarnya pasar. Tulisan ini mencoba merefleksikan kegaduhan sistem nilai yang kin

...

Berita Lainnya