Tanah dan Janji

Hasrul Eka Putra
Alumnus Ilmu Hubungan Internasional Universitas Hasanuddin

Pagi hari, Oktober 1898. Yerusalem yang biasa adalah Yerusalem yang sibuk dan hangat. Di sana-sini pedagang menjajakan barang-barang. Aroma daging, buncis, kacang asin, dan biji-biji wijen tumpang-tindih di udara. Di segala penjuru juga terlihat para pengunjung dan peziarah. Bagi orang-orang yang baru pertama kali ke tanah Yerusalem, Tembok Ratapan pasti menjadi tujuan utama. Seperti pagi ini, para pendoa berdesakan memenuhi tembok yang pernah dihancurkan tentara Romawi itu.

Jumat, 29 Agustus 2014

Hasrul Eka Putra
Alumnus Ilmu Hubungan Internasional Universitas Hasanuddin

Pagi hari, Oktober 1898. Yerusalem yang biasa adalah Yerusalem yang sibuk dan hangat. Di sana-sini pedagang menjajakan barang-barang. Aroma daging, buncis, kacang asin, dan biji-biji wijen tumpang-tindih di udara. Di segala penjuru juga terlihat para pengunjung dan peziarah. Bagi orang-orang yang baru pertama kali ke tanah Yerusalem, Tembok Ratapan pasti menjadi tujuan ut

...

Berita Lainnya