Tuturan Sinrilik ala Daeng Tutu

Berisi pesan-pesan moral kehidupan dan menjadi media kritik sosial.

Rabu, 21 Mei 2014

Ingatan Syarifuddin Daeng Tutu melompat ke puluhan tahun silam, saat usianya belum belasan tahun. Waktu itu, awal 1960-an, dia bisa dengan mudah menemukan pertunjukan sinrilik. Jika ada hajatan pernikahan atau syukuran, pasti ada sinrilik. Dirinya salah satu yang setia menonton hiburan tradisional itu. "Saya sangat suka cara orang memainkannya. Biasa sampai tertidur, seakan-akan dinina-bobokan," tuturnya dengan senyum mengembang saat mengenang masa

...

Berita Lainnya