Musik Primordial dan Napas Kosmik

Mohd. Sabri AR
Dosen Filsafat Universitas Islam Negeri Alauddin

Di sebuah ruang, sekelompok darwis menari, memusat-melingkar, menabrak arus jarum jam, dikepung alunan ney-sebilah seruling buluh-yang berakar dari tradisi sufi Persia yang jauh. Kedudukan ney yang menonjol ini tidak hanya karena digunakan oleh maestro mistik-cinta Mawln Rm, tapi juga karena ney adalah instrumen arketip, memiliki posisi terhormat di antara instrumen musik paling antik. Kemerduan ney yang tipikal dan gema subtil yang dihasilkannya mampu membangkitkan gairah spiritual dan menuntun aku-ontologis membentang luas, menembus trans-metakosmik hingga ke "ruang" infinitum yang tak tepermanai.

Kamis, 10 April 2014

Mohd. Sabri AR
Dosen Filsafat Universitas Islam Negeri Alauddin

Di sebuah ruang, sekelompok darwis menari, memusat-melingkar, menabrak arus jarum jam, dikepung alunan ney-sebilah seruling buluh-yang berakar dari tradisi sufi Persia yang jauh. Kedudukan ney yang menonjol ini tidak hanya karena digunakan oleh maestro mistik-cinta Mawln Rm, tapi juga karena ney adalah instrumen arketip, memiliki posisi terhormat di antara instrumen musik paling antik.

...

Berita Lainnya