Dongeng bagi Calon Pemimpin

Muhary Wahyu Nurba
FOTOGRAFER, PENULIS, PEGIAT DI KOMUNITAS SASTRA SUNGAI AKSARA

Hatta, pada suatu pagi, seorang anak kecil bernama Nada murung, menyebabkan bola matahari ikut meredup. Tak tergambar sedikit pun keceriaan di wajahnya. Ia hanya diam memeluk lututnya sendiri. Tatapan matanya kosong.

Tak jauh dari emperan toko tempat Nada duduk, seorang perempuan tua dan tambun tengah menatapnya. Ia lalu mendekati Nada. Awalnya, Nada tak acuh terhadap perempuan berbola mata besar dan berhidung mirip tomat itu. Tapi caranya melangkah membuat ia tak lagi tak ambil peduli. Perempuan itu melangkah sambil melompat. Perutnya yang menggelambir tak menghalanginya untuk terus melompat ke arah Nada.

Senin, 9 September 2013

Muhary Wahyu Nurba
FOTOGRAFER, PENULIS, PEGIAT DI KOMUNITAS SASTRA SUNGAI AKSARA

Hatta, pada suatu pagi, seorang anak kecil bernama Nada murung, menyebabkan bola matahari ikut meredup. Tak tergambar sedikit pun keceriaan di wajahnya. Ia hanya diam memeluk lututnya sendiri. Tatapan matanya kosong.

Tak jauh dari emperan toko tempat Nada duduk, seorang perempuan tua dan tambun tengah menatapnya. Ia lalu mendekati Nada. Awalnya, Nada tak acuh terha

...

Berita Lainnya