Politikus, Pesulap, atau Penguasa?

Alwy Rachman
PENGAJAR DI FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS HASANUDDIN

Kedudukan sebagai politikus mengundang banyak julukan. Dari julukan berwajah manis, cantik, serta gagah, hingga sebutan berwajah pahit dan buruk. Di percakapan sehari-hari, ada yang bilang secara terburu-buru bahwa politikus sama dengan negarawan. Tanpa politikus, tidak akan ada demokrasi. Pun politikus bilang, "Suara rakyat itu suara Tuhan." Slogan ini bisa diterima kalau rakyat dan politikus memang bertuhan, demikian pendapat seorang sahabat pada satu diskusi.

Ada juga yang tergesa-gesa mengatakan tidak sedikit politikus itu adalah pembohong. The Art of Possibility, sebagaimana sering didalilkan dalam berpolitik, juga mencakup seni berbohong. Ada lagi yang berpendapat fatalistik, saking kecewanya terhadap perilaku politikus di negeri ini. "Mari kita berdemokrasi tanpa politikus," katanya.

Selasa, 27 Agustus 2013

Alwy Rachman
PENGAJAR DI FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS HASANUDDIN

Kedudukan sebagai politikus mengundang banyak julukan. Dari julukan berwajah manis, cantik, serta gagah, hingga sebutan berwajah pahit dan buruk. Di percakapan sehari-hari, ada yang bilang secara terburu-buru bahwa politikus sama dengan negarawan. Tanpa politikus, tidak akan ada demokrasi. Pun politikus bilang, "Suara rakyat itu suara Tuhan." Slogan ini bisa diterima kalau rakyat

...

Berita Lainnya