Konstitusi yang Hilang

Alwy Rachman
PENGAJAR DI FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS HASANUDDIN

"Kata" selalu bersifat inferior betapa pun canggihnya dan bagaimana pun cantiknya. Karena itu, pengetahuan yang kita terima lewat bahasa akan menjadi pengetahuan yang-oleh kalangan filsuf-dibilangkan sebagai mediated knowledge. Kebenaran di atas pengetahuan seperti ini selalu berada di posisi yang berbeda dengan kebenaran yang didasarkan pada pengetahuan langsung (immediate knowledge).

Dalil seperti ini tampaknya dapat dipakai untuk mengamati "kata-kata" yang diproduksi oleh para politikus era Reformasi di tingkat lokal dan di tingkat nasional. "Kata-kata" yang disebar serta ditebar di berbagai peraga kampanye agaknya tidak melampaui hal itu, meminjam bahasa gaul kaum muda, yakni bahasa "lebay" dan juga "alay". "Kata-kata" yang bercampur aduk sedemikian rupa menimbulkan "makna yang campur aduk" pula. Lagi pula, "kata-kata"-nya sering kali menjadi akronim yang anakronis.

Selasa, 30 Juli 2013

Alwy Rachman
PENGAJAR DI FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS HASANUDDIN

"Kata" selalu bersifat inferior betapa pun canggihnya dan bagaimana pun cantiknya. Karena itu, pengetahuan yang kita terima lewat bahasa akan menjadi pengetahuan yang-oleh kalangan filsuf-dibilangkan sebagai mediated knowledge. Kebenaran di atas pengetahuan seperti ini selalu berada di posisi yang berbeda dengan kebenaran yang didasarkan pada pengetahuan langsung (immediate knowle

...

Berita Lainnya