Meditasi Sebutir Telur

Dengan menorehkan tradisi Bali di atas telur, Suwarya merasa turut melestarikan budaya Pulau Dewata.

Minggu, 15 April 2007

Matanya terpicing tajam penuh konsentrasi. Dengan pena Staedler, ia menciptakan goresan-goresan unik. Laki-laki muda itu mesti berhati-hati karena terpeleset sedikit saja, ujung pena bisa merusak sketsanya. Harap maklum, sketsa itu bukan ditorehkan di atas kanvas yang kuat, melainkan dibuat di atas kulit telur yang getas.

Begitulah aktivitas sehari-hari Putu Suwarya Ana, 26 tahun, satu dari puluhan pelukis telur di Bali, di Sukawati. Meski mereka

...

Berita Lainnya