Menghadapi Bos yang Tidak Kompeten

Mereka biasanya miskin visi, tak memiliki keterampilan komunikasi interpersonal, dan lemah kepercayaan diri untuk menyelesaikan konflik.

Minggu, 3 Januari 2010

Seorang guru honorer di Lumajang, Jawa Timur, sebut saja Yati, menghadapi kepala sekolah yang dinilai tidak kompeten. Mengurus keterlambatan gaji anak buahnya saja, menurut Yati, si kepala sekolah tidak mampu.

Yati tidak sendirian. Masalah serupa dialami Toni--bukan nama sebenarnya--karyawan swasta di Jakarta, yang menilai bosnya kurang kompeten lantaran tidak peduli terhadap beban kerja anak buahnya.

Sebagai karyawan, baik Yati maupun Toni--dan

...

Berita Lainnya