Jilbab, Sekularisme, dan Kemal Ataturk
Senin, 13 November 2006
Menjelang akhir Oktober lalu, rakyat Turki bersukacita. Pesta kembang api digelar. Kemeriahan itu menandai ulang tahun ke-83 berdirinya Republik Turki. Puncak gegap-gempita pun berujung dengan digelarnya sebuah resepsi di istana kepresidenan di Ankara.
Cuma, jauh-jauh hari, Presiden Ahmed Necdet Sezer sudah mewanti-wanti resepsi tertutup bagi tamu perempuan yang mengenakan jilbab. "Berkompromi (terhadap jilbab) berarti merusak (citra) Turki sebaga
...