Redup di Sudut Dunia Gemerlap Tokyo

Industri klub malam tak bersahabat bagi para perempuan penghibur asing.

Sabtu, 28 April 2007

Sambil memoleskan gincu di bibirnya, Caroline memeriksa benda-benda keperluan sehari-hari dalam tas tangannya. Dengan suara lirih, ia mengutarakan keputusannya bahwa Jumat lalu menjadi malam terakhirnya bekerja sebagai wanita penghibur di Jepang.

"Saya akan terbang pulang. Uang memang masih bagus, tapi Roppongi dan Jepang pada umumnya sudah tidak sebagus dulu," katanya merujuk pada kawasan klub malam terkenal di Tokyo itu.

Kerlap-kerlip dunia temaram

...

Berita Lainnya