Menciptakan Soliditas di ASEAN

Indonesia ingin menjadikan ASEAN tetap penting dan relevan bagi masyarakat ASEAN dan dunia.#infotempo

Iklan

Senin, 17 April 2023

Di tahun 2023 ini, Indonesia kembali dipilih memegang Keketuaan The Association of Southeast Asian Nations (ASEAN). Mengusung tema “ASEAN Matters: Epicentrum of Growth”, Indonesia ingin menjadikan ASEAN tetap penting dan relevan bagi masyarakat ASEAN dan dunia. Baik berperan sentral sebagai motor perdamaian dunia maupun kesejahteraan kawasan.

Tetapi, untuk menjadikan ASEAN tetap penting dan relevan bagi masyarakat ASEAN tidak mudah. Menurut Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika Usman Kansong, terdapat salah satu survei yang para respondennya dari negara-negara di Asia Tenggara. “Hasilnya malah menjadi tantangan bagi kita, karena sebagian besar masyarakat ASEAN justru mengatakan ASEAN tidak efektif dan tidak relevan,” kata dia dalam Talkshow di salah satu stasiun TV dengan tema “ASEAN Matters: Epicentrum of Growth”, Selasa 12 April 2023.

Menurutnya, hal itu dimungkinkan karena kurangnya informasi yang diberikan kepada masyarakat bahwa ASEAN sesungguhnya sangat relevan, termasuk dalam konteks tema Keketuaan Indonesia. “ASEAN secara geopolitik misalnya, bisa menjaga hubungan baik dengan dua kekuatan terbesar di dunia yaitu China dan Amerika Serikat.”

Dalam istilah geopolitik, lanjut dia, pragmatisme yang positif. “Kita menyeimbangkan hubungan di antara dua kekuatan itu. Dengan keseimbangan yang kita capai, kita bisa memetik manfaat ekonomi dari terjaganya hubungan dua kekuatan besar itu. Misalnya kerja sama ekonomi dengan China sama bagusnya dengan kerja sama ekonomi negara ASEAN dengan Amerika.” 

Oleh karena itu, Usman mengatakan perlunya penguatan lembaga ASEAN untuk mencapai ASEAN Matters: Epicentrum of Growth. “Soliditas di ASEAN itu harus kita ciptakan. Dan ini sudah disampaikan oleh ibu Menteri Luar Negeri kepada pers tentu saja untuk disampaikan kepada masyarakat.”

Sebagai sebuah organisasi, kata Usman, soliditas itu sangat penting. Kominfo sudah mulai mensolidkan di bidang mapping, disnews dan miscommunication. “Itu inisiatif dari Kominfo. Kita juga sudah bicarakan dengan negara ASEAN,  dan ini bisa menjadi panduan bagi negara ASEAN untuk memerangi hoaks dan disinformasi. Itu salah satu contoh.”

Kolaborasi dengan media menurut Usman merupakan salah satu strategi untuk mensolidkan ASEAN. Strategi lainnya, masyarakat di negara ASEAN terutama Indonesia diberikan pemahaman terkait ASEAN yang mudah dicerna, berbagai informasi yang ada dalam kaitan Keketuaan ASEAN disediakan.

Kominfo telah meluncurkan ASEANpedia pada 10 April 2023. Segala informasi tentang ASEAN dari mulai sejarah berdirinya, Keketuaan Indonesia, profil negara-negara anggota ASEAN dicantumkan di dalam ASEANpedia yang berbentuk e-book. ASEANpedia dapat diakses melalui https://s.id/aseanpedia. Menggunakan bahasa sederhana yaitu Bahasa Inggris dan Indonesia sehingga bisa diakses oleh masyarakat di luar Indonesia, di negara-negara lainnya.

Dengan Informasi yang mudah dicerna itu Usman berharap terdapat penambahan pengetahuan di masyarakat tentang ASEAN. Dengan begitu akan muncul sikap positif, rasa memiliki penduduk ASEAN terhadap organisasi ASEAN dan memunculkan partisipasi masyarakat.

Direktur Kerja Sama Politik Keamanan ASEAN Direktorat Jenderal Kerja Sama ASEAN Kementerian Luar Negeri Rolliansyah Soemirat menuturkan, tema Keketuaan tahun ini yakni ASEAN Matters: Epicentrum of Growth adalah dua konsep yang tidak bisa dipisahkan. Di satu sisi ASEAN matters ditekankan pada bagaimana kita secara kolektif sebagai negara ASEAN dapat mewujudkan ASEAN tetap penting dan relevan dan dapat dirasakan manfaatnya bagi negara negara ASEAN bahkan beyond ASEAN.

“Dalam hal ini yang paling penting adalah bagaimana sentralitas ASEAN dalam menjaga stabilitas di regional tetap terjaga,” kata dia.

Sementara terkait dengan Epicentrum of Growth, kata Rolliansyah, adalah tawaran dari Indonesia untuk mengajak seluruh negara ASEAN bekerja sama berupaya menjaga dan mempertahankan ASEAN sebagai pusat pertumbuhan ekonomi yang inklusif, resilient, dan berkelanjutan.

Indonesia ingin menjadikan ASEAN tetap penting dan relevan bagi masyarakat ASEAN dan dunia.

Kasus pandemi, menurut Rolliansyah, merupakan salah satu contoh untuk terus bekerja sama antar negara ASEAN. Diharapkan dengan berbagai bentuk tantangan lainnya ke depan, kerja sama dapat lebih dipererat. “Masalah pandemi pun merupakan pembelajaran yang berharga bagi kita untuk memperkuat kerja sama kita agar lebih terarah dan fokus,” ujar dia. 

Indonesia, kata Rolliansyah akan selalu tampil dengan berbagai macam gagasan. Hal itu menunjukkan bahwa Indonesia tidak hanya menempatkan masalah keketuaan tetapi juga masalah leadership, kepemimpinan.

“Dengan hal seperti itu akan terus mencoba memberi terobosan yang kita kira bisa diterima oleh negara ASEAN untuk kemakmuran dan kepentingan bersama di dalam kawasan,” ujar dia.

Menurutnya, sebuah keharusan sebagai warga ASEAN bekerja sama dengan 9 negara ASEAN lainnya. Untuk terus mencoba menjaga stabilitas keamanan yang didasarkan kepada kesatuan ASEAN dan juga sentralitas ASEAN. “Kita memiliki pemahaman yang sama, agenda yang sama yang juga membuat kita lebih fokus membuat suatu tindakan yang akan kita manfaatkan secara bersama.

Sementera itu, Direktur Infokom PMK Kementerian Kominfo Wiryanta, Ph.D menyinggung peran the ASEAN Socio-Cultural Community (SOCA) dibawah tema Keketuaan Indonesia, “ASEAN Matters: Epicentrum of Growth” untuk  memperkuat arsitektur kesehatan di kawasan melalui pengarusutamaan pendekatan One-Health serta mendorong percepatan pembangunan perdesaan melalui pembentukan jejaring desa untuk saling berbagi pengetahuan dan peluang kerja sama di ASEAN.

Lebih lanjut, untuk melindungi pekerja migran ASEAN dengan lebih baik serta meningkatkan kapasitas pekerja di masa depan, Pilar Sosial Budaya ASEAN akan memperkuat perlindungan hak-hak pekerja migran dalam situasi krisis dan awak kapal penangkap ikan. Selain itu, Indonesia juga mendorong reskilling dan upskilling untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja di masa mendatang. Adapun prioritas utama Indonesia lainnya di tahun 2023 adalah pembangunan inklusif disabilitas. Prioritas ini ditujukan untuk meningkatkan perlindungan hak-hak penyandang disabilitas dalam proses pembangunan melalui implementasi ASEAN Enabling Masterplan 2025 serta peningkatan kerja sama dengan mitra-mitra ASEAN.

Berita Lainnya