Milenial Jadi Saksi Pemanfaatan Dana Zakat
Baznas dan TNI AL mengajak 300 santri pesantren kilat melihat pemanfaatan dana zakat melalui lima kegiatan di Pulau Pramuka.
Iklan
Sabtu, 8 April 2023
Pesantren kilat di atas kapal perang KRI dr. Radjiman Wedyodiningrat (992) selama 6-8 April 2023, bukan sekadar mengkaji dan memperdalam ilmu agama. Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) mengajak 300 peserta menyaksikan langsung pemanfaatan dana zakat, infak dan sedekah (ZIS) kepada masyarakat di Pulau Pramuka, Sabtu, 8 April 2023.
Di pulau tersebut, Baznas yang berkolaborasi dengan TNI AL lima acara kepada para milenial terpilih dari 68 sekolah se-Jabodetabek. Pertama, melihat langsung layanan kesehatan untuk masyarakat di Kepulauan Seribu. Kemudian, pembagian Paket Ramadan Bahagia untuk 300 mustahik.
Selain menjadi saksi, para santri diajak terlibat langsung menjalankan bakti sosial. Melakukan aksi bersih-bersih di Masjid Cemerlang serta pemberian sajadah, aksi bersih pantai, dan menanam 500 bibit mangrove yang berasal dari Persemaian Modern Rumpin Bogor milik Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Wakil Ketua Baznas Mokhamad Mahdun mengatakan seluruh kegiatan ini untuk menumbuhkan semangat kebaikan dalam jiwa para santri. "Kenapa dihadirkan? Karena ini semua sebagai manifestasi akhlakul karimah," ujarnya saat memberi kata sambutan di halaman Kantor Bupati Kepulauan Seribu.
Membina dan memelihara akhlak yang baik sebagai bekal masa depan para santri, Mahdun melanjutkan, merupakan salah satu tujuan pesantren kilat bertajuk “Ekspresi Baznas: Ekspedisi Ramadhan Penuh Inspirasi. Pesantren Kilat Ramadan KRI dr. Radjiman Wedyodiningrat (992)”. Para santri yang terbiasa hidup di kota besar harus dibawa ke wilayah lain di Indonesia agar lebih mengenal keragaman di negara ini dan mengembangkan semangat berbagi.
Menurut data Badan Pusat Statistik Provinsi DKI Jakarta, terjadi kenaikan jumlah penduduk miskin di Kepulauan Seribu. Pada 2020 mencapai 14,87 persen dan meningkat jadi 15,06 persen dari total 28,24 ribu jiwa pada 2021. Hal itu menjadi alasan Baznas bersama TNI AL menyasar kepulauan di utara Jakarta itu sebagai sasaran kegiatan untuk para santri.
"Pulau Pramuka dipilih karena TNI AL menilai lebih mudah dijangkau oleh KRI dr. Radjiman. Di sana juga ada kampung binaan TNI AL, Kampung Bahari," ucap Pimpinan Baznas Bidang Pendistribusian dan Pendayagunaan, Saidah Sakwan.
Kegiatan turun langsung ke lapangan yakni ke Pulau Pramuka, kata Saidah, juga untuk memberikan pengalaman kepada milenial yang merupakan anak-anak muzaki, ihwal pengelolaan dana zakat hingga pemanfaatannya.
"Pemanfaatan dana zakat yang dikumpulkan oleh BAZNAS didistribusikan dalam berbagai program, antara lain yang bisa kita saksikan di Pulau Pramuka ini." Karena itu, ia berharap kegiatan tersebut dapat menumbuhkan muzaki-muzaki baru dari kalangan milenial.
Nada dan Najwa, santri asal SMAIT Ummul Quro Bogor, sangat terkesan dengan seluruh acara pesantren kilat selama tiga hari. Selain mendapat teman baru dari berbagai sekolah, menerima pengetahuan baru tentang kemaritiman, juga semakin memahami makna zakat.
"Dulu, aku tahunya zakat itu salah satu kewajiban di agama. Tapi setelah tadi lihat di Pulau Pramuka, benar-benar lihat ternyata manfaatnya ke banyak hal," kata Nada.
Senada, Najwa menambahkan tentang manfaat nyata tata kelola zakat. "Rupanya kalau zakat dikelola dengan baik, dengan jujur, hasilnya banyak ya. Bisa bermanfaat ke banyak orang." Untuk diketahui, lima kegiatan bakti sosial di Pulau Pramuka berasal dari dana ZIS.
Naili Zahra Aulia, kelas X MA Al-Hamidiyah Depok juga mengaku senang mengikuti kegiatan pesantren kilat tersebut lantaran banyak memberikan inspirasi dan bisa terlibat langsung terjun ke masyarakat bersama Baznas.
Pimpinan Baznas Bidang Pendistribusian dan Pendayagunaan, Saidah Sakwan, bersama para santri bersiap menanam mangrove di Pulau Pramuka, Sabtu, 8 April 2023
"Saya memiliki karakter pendiam awalnya, tapi melalui kegiatan ini saya merasa berani untuk mengemukakan ide-ide dan pendapat di depan teman-teman," ujar Naili yang mengaku menanam mangrove merupakan pengalaman pertamanya.
Sementara itu, manfaat zakat dirasakan langsung oleh Ida, janda berusia 65 tahun, yang duduk di dekat dermaga sambil memegang erat Paket Bingkisan Ramadan di dalam kontainer. "Alhamdulillah, sembako ini bisa membantu selama bulan puasa dan untuk lebaran."
Demikian pula Maemunah, 60 tahun, yang datang bersama Ida. "Terima kasih Baznas. Bantuan ini berguna banget," katanya. Ida dan Maemunah datang dari Pulau Panggang. Setiap hari mereka berdagang kue untuk menyambung hidup. Untuk mengambil paket bantuan tersebut, mereka membayar tarif penyeberangan menggunakan perahu sebesar Rp. 10.000 pergi-pulang. "Nggak apa keluarin duit ceban, tapi nilai paket bantuan jauh lebih besar. Alhamdulillah," ucap Maemunah.