Kisah Para Penerima Manfaat

Mayoritas penerima manfaat  mengakui bahwa keterampilan mereka meningkat setelah mengambil pelatihan atau kelas yang terdapat dalam program Kartu Prakerja. #Infotempo

Iklan

Senin, 12 Desember 2022

Diberlakukannya pembatasan sosial berskala besar (PSBB) kemudian berlanjut dengan kebijakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) pada awal 2020 membuat jumlah wisatawan yang datang ke Pulau Bali menurun drastis. Sebagai juru masak kontrak di bisnis katering untuk pesawat, I Gde Putu Agus Eddy Wisnu Pranata pun terkena dampaknya. 

Di tengah kabar bahwa dia akan segera dirumahkan, pria yang akrab disapa Wisnu ini mendengar informasi tentang Program Kartu Prakerja yang memberikan bantuan insentif dan pelatihan kerja. Dia pun segera mendaftar dan diterima di Gelombang 4. “Pas mendaftar itu juga ada teman-teman yang bilang buat apa ikut Prakerja,  besok juga dapat bantuan dari pemerintah yang BLT itu. Nominalnya juga sama,” ujar Wisnu ketika ditemui ANTARA dalam acara Kartu Prakerja di Bali, Selasa, 15 November 2020.

Pria asal Tabanan, Bali berusia 30 tahun itu memilih pelatihan untuk menggunakan Microsoft Excel, public speaking, dan berjualan di media sosial. Wisnu memilih ketiga pelatihan tersebut karena ingin menjadi seorang wirausaha. Dia pun menggunakan insentif pertamanya untuk berjualan buah yang banyak dicari orang ketika hari raya di Bali. Belakangan, ia merambah ke bisnis kuliner yakni berjualan sate lilit dengan sistem pesanan. 

Sekian lama menjual sate lilit, naluri bisnis Wisnu kemudian mendorongnya untuk menjajal bisnis produk kesehatan. Tanaman serai wangi dan jahe yang banyak tumbuh di halaman rumahnya dia olah menjadi minyak gosok. Wisnu memberi nama produknya itu Kasi Fresh. Awalnya penjualan Kasi Fresh hanya sebatas di lingkungan rumahnya. Demi memperluas jangkauan penjualan, dia juga sudah menghubungi Dinas Kesehatan untuk mengurus Perizinan Produk Industri Rumah Tangga (PIRT). 

Wisnu juga  mengajak beberapa orang untuk mengajarkan cara membuat minyak serai, agar semakin banyak warga Tabanan yang memiliki kemampuan tersebut. Ia juga tengah mempelajari bagaimana mengembangkan produk turunan dari serai wangi, termasuk untuk sabun dan pembersih lantai.

Manfaat Program Kartu Prakerja juga dirasakan oleh Raden Fauziyah Maharani. Perempuan asal Jatinegara Kaum, Jakarta Timur itu kini mengaku, sebelum menjadi penerima Kartu Prakerja, ia belum pernah mengikuti kursus atau pelatihan apa pun. Ketika pendaftaran Kartu Prakerja Gelombang III dibuka, Rani yang belum bekerja kantoran tapi punya bisnis menjual makanan ringan itu pun segera mendaftar.

 "Saya melihat, ini kan program yang dibiayai pemerintah. Ada uang sakunya lagi. Sangat sayang kalau tidak dimaksimalkan,” kata perempuan berusia 20 tahun ini dalam sebuah bincang santai yang dikemas dalam program ‘Instagram Live Kartu Prakerja: Nongkrong Online Zaman Now!’. Rani merasa beruntung, dari jutaan pendaftar Program Kartu Prakerja dengan seleksi amat ketat, ia termasuk yang lolos dinyatakan sebagai penerima.

Rani termasuk di antara sedikit penerima Kartu Prakerja yang menggunakan dana pelatihan dengan maksimal. Ada sepuluh pelatihan yang dia ambil. Kebanyakan tentang panduan belajar bisnis online, misalnya bagaimana meraih omzet Rp 10 juta di marketplace, belajar berbisnis di online shop, belajar investasi, personal branding, dan juga kelas belajar jadi youtuber. 

"Aku orangnya memang suka pada hal-hal yang baru. Karena itu, sengaja cari biaya pelatihan yang murah agar bisa dapat pelatihan banyak, dan nambah wawasan makin banyak lagi,” ujar Rani yang semasa SMA pernah berbisnis online sebagai reseller alat-alat kecantikan. Ia mengaku sengaja mencari biaya pelatihan yang murah agar bisa dapat pelatihan banyak dan menambah wawasan. Dengan memahami bagaimana cara, strategi marketing termasuk promo-promo dan triknya, Ia pun merasa lebih siap masuk ke dunia bisnis online lagi.

Rani bersyukur, beberapa bulan terakhir menekuni bisnis online ia  diterima bekerja sebagai tenaga admin di sebuah perusahaan swasta di Jakarta.  Secara tak langsung, bekal-bekal pelatihan dari Program Kartu Prakerja membuatnya lebih yakin menatap masa depan. “Dengan memahami bagaimana cara, strategi marketing termasuk promo-promo dan triknya, saya merasa lebih siap masuk ke dunia bisnis online lagi,” kata Rani yang berniat resign dari kantornya jika bisnis online-nya makin besar.

Kisah Wisnu dan Rani adalah bukti bahwa program Kartu Prakerja yang pertama kali dibuka pada 11 April 2020 itu telah memberikan dampak dalam peningkatan kompetensi atau memberikan kemampuan baru, baik bagi calon pekerja maupun mereka yang sudah bekerja. 

Hingga kini tercatat sebanyak 47 gelombang dengan total penerima manfaat mencapai 16,42 juta orang yang tersebar di 514 kabupaten dan kota di seluruh Indonesia. Dari Survei Evaluasi Peserta Prakerja, sebanyak 87 persen penerima tersebut belum pernah mengikuti pelatihan sebelumnya, sehingga ikut pelatihan Prakerja menjadi pengalaman pelatihan pertama bagi mereka.

Merujuk kepada data Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) BPS pada Februari 2022, ditemukan bahwa 84,18 persen penerima Program Kartu Prakerja yang menyelesaikan pelatihan menganggap program itu dapat meningkatkan keterampilan kerja. 

Studi Bank Dunia (World Bank) dan Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) 2021 menunjukkan sebanyak 78,3 persen penerima manfaat Kartu Prakerja tercatat sudah bekerja pada Oktober 2021. Dilihat dari karakteristiknya, 42 persen penerima manfaat menjadi pekerja (labors), 40,2 persen menjadi pekerja mandiri atau wiraswasta, dan 13,8 persen menjadi pekerja lepas. 

Bila dilihat berdasarkan sektornya, 43,6 persen penerima manfaat Kartu Prakerja adalah pekerja di sektor formal, sementara 56,4 persen pekerja di sektor informal. Sedangkan 73 persen dari total 78,3 persen bekerja di sektor jasa, seperti reparasi motor dan mobil; sektor akomodasi, makanan, dan minuman; agrikultur, serta jasa transportasi dan pergudangan.

Sebuah telesurvei yang dilakukan oleh Cyrus Network kepada 2.000 responden juga menunjukkan bahwa 96,2% responden merasa puas dan sangat puas terhadap platform digital program Kartu Prakerja. Selanjutnya, terhadap pelatihan yang diselenggarakan Kartu Prakerja, sebanyak 98,7% responden mengaku mendapat manfaat dari pelatihan itu. Di sisi lain, 92,6% merasa ilmu yang didapat bisa diaplikasikan di tempat kerja dan tempat usaha.

Survei ini juga mencatat sebanyak 83,8% peserta menyatakan materi pelatihan yang diambil sesuai dengan kebutuhan dalam bekerja, 96,8% mampu beradaptasi dengan baik di dunia kerja, dan 92,3% mampu bersaing dengan baik di perusahaan tempat bekerja. Khusus di bidang wirausaha, 97,1% penerima Kartu Prakerja menyatakan lebih percaya diri, 97,3% menjadi lebih optimistis, 98,4% menjadi lebih berinisiatif serta disiplin dalam berusaha, dan 98,0% menjadi lebih bertanggung jawab.

Menko Perekonomian Airlangga mengatakan Kartu Prakerja merupakan wujud kesuksesan dalam mendorong pembelajaran untuk orang dewasa. “Apalagi dunia kerja terus berubah. Jadi kita terus dituntut untuk beradaptasi,” kata Airlangga dalam Temu Alumni Kartu Prakerja pada 30 September 2022. Dia berharap, dengan adanya Kartu Prakerja, pembelajaran sepanjang hayat di Indonesia dapat terus terjadi untuk menghasilkan individu yang yang berkembang dan berkompetensi.

Direktur Eksekutif Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja Denni Puspa Purbasari menuturkan  bahwa Kartu Prakerja adalah cerita tentang harapan untuk kehidupan yang lebih baik dan bisa meningkatkan kesejahteraan. Salah satunya adalah dengan meningkatkan keterampilan pekerja lewat pelatihan. "Berhasil tidaknya seseorang dalam belajar mengikuti pelatihan ini semua tergantung dari dirinya. Pertama, tergantung niatnya, kemudian keseriusan dan konsistensi saat belajar," katanya.

Berita Lainnya