Tangkal Covid-19 Dengan Obat Modern Indonesia

Fitofarmaka saat ini sudah memiliki evidance base yang baik.

Tempo

Rabu, 30 Juni 2021

JAKARTA – Berdasarkan analisis tim peneliti gabungan dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), London School of Hygiene and Tropical Medicine, dan Imperial College London, terbukti memiliki kemampuan menular yang lebih luas lagi dari varian awal virus Covid-19. Seperti, Delta atau biasa dikenal dengan varian India dinilai lebih menular hingga 97 persen. Hal ini tentu harus menjadi perhatian guna lebih meningkatkan sistem imun tubuh.

Ketua Pengurus Pusat Perhimpunan Alergi Imunologi Indonesia (Peralmuni) Prof. Dr. dr. Iris Rengganis, Sp.PD-KAI menjelaskan, bahwa imunomodulator sangat baik untuk meningkatkan sistem imun tubuh, apalagi saat kondisi pandemi Covid-19 seperti sekarang. Dia mengatakan Obat Modern Asli Indonesia (OMAI) terutama fitofarmaka yang terbuat dari Phyllanthus Niruri atau meniran hijau dapat dimanfaatkan juga sebagai imunodulator. Pasalnya, sudah banyak penelitian yang membuktikan manfaat dari tanaman yang banyak ditemukan di Indonesia tersebut.

“Jadi dia bisa meningkatkan kerja dari antibodi kita, karena itu dengan konsumsi imunomodulator dapat dilakukan untuk memastikan bisa selalu baik, bisa membantu kita tetap sehat,” kata dia saat Dialog Nasional Kiprah 17 tahun OMAI, Kamis petang, 24 Juni 2021.

Direktur Pengembangan Bisnis dan Saintifik Dexa Medica, Dr. Raymond R. Tjandrawinata, MS, MBA, FRSC, mengatakan fitofarmaka saat ini sudah memiliki evidance base yang baik. Karena dalam pengembangan membutuhkan waktu 6-7 tahun hingga mendapatkan izin edar dari Badan POM. Jadi bukan hal mudah bagi industri untuk mengembangkan fitofarmaka. “Banyak tantangan yang harus dihadapi industri menyiapkan fitofarmaka,” tuturnya dalam kesempatan yang sama.

Raymond mengatakan Dexa selalu mendorong kesadaran masyarakat dan dokter agar menggunakan OMAI. Penggunaan obat herbal secara otomatis akan meningkatkan kesejahteraan petani Indonesia. Sebab, bahan baku fitofarmaka ini didapatkan langsung dari petani.

Pelaksana tugas Dirjen Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan, drg. Arianti Anaya, MKM mengatakan, pandemi Covid-19 menjadi momentum meningkatkan konsumsi OMAI. Sebab, ia menyebut, saat ini banyak orang telah kembali menggunakan obat herbal. “Jadi ini kesempatan memanfaatkan OMAI,” tuturnya.

Untuk mendorong OMAI semakin dikenal di masyarakat, kata Arianti, saat ini instansinya tengah menyusun formularium khusus. Sehingga nantinya obat-obatan herbal buatan dalam negeri bisa masuk dalam daftar obat Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dan bisa diberikan kepada pasien peserta BPJS Kesehatan. "Rencananya OMAI fitofarmaka yang sudah mendapat izin edar dari Badan POM akan masuk formularium, karena sudah dipastikan keamanannya," ungkapnya.

Berita Lainnya