Pasca Kasus Pungli, JICT Evaluasi Vendor
Pelaku pungli merupakan karyawan vendor outsourcing.
Tempo
Kamis, 17 Juni 2021
Jakarta - Pasca Presiden Joko Widodo melakukan sidak pungli pekan lalu, PT Jakarta International Container Terminal (JICT) terus berbenah untuk mengoptimalkan pelayanan.
Menurut Direktur Utama PT Jakarta International Container Terminal (JICT) Ade Hartono, JICT memiliki komitmen yang kuat untuk menegakkan integritas. Komitmen ini yang ditanamkan kepada seluruh jajaran direksi hingga karyawan JICT. Menurut Ade para pelaku pungli di area operasional JICT merupakan pegawai outsourcing dari vendor Multi Tally Indonesia (MTI). "Kami minta kepada vendor (MTI) supaya para pelanggar ini diberhentikan," ujar Ade saat kunjungan media ke JICT, Jakarta Utara, Rabu, 16 Juni 2021.
MTI sendiri ditunjuk sejak 1 Januari 2018 dan terafiliasi dengan PT. Philia Citra Sejahtera (PCS) untuk penyedia tenaga sekuriti JICT. Sehingga MTI dan PCS menjadi vendor tunggal dalam penyediaan tenaga outsourcing pada layanan operasional JICT mulai dari gate checkers, operator alat angkut peti kemas lapangan (RTGC), asisten operator, sampai ratusan tenaga sekuriti dan supir truk internal.
Ade mengaku telah menegur keras vendor outsourcing MTI yang mempekerjakan oknum koordinator pungutan liar (pungli) di JICT. "Kita sudah berikan teguran keras sesuai dengan kontrak yang ada di kita dengan di vendor," ujar Ade. Sebelumnya, Polres Pelabuhan Tanjung Priok telah menangkap delapan tersangka pelaku yang melakukan pungutan liar di JICT. Pelaku adalah AZA (39), karyawan MTI yang bertugas sebagai supervisor operator crane dan tujuh orang anak buahnya.
Masalah pungli di kawasan JICT dan Pelabuhan Tanjung Priok ini mencuat saat Presiden Joko Widodo menerima keluhan dari para sopir truk kontainer pada Kamis pekan lalu. Di hadapan para pengemudi truk kontainer, Jokowi meminta Kapolri menindak pungli yang ada di kawasan Pelabuhan Tanjung Priok.