GKIA Prihatin dengan Penggunaan SKM pada Balita dan Anak

Susu Kental Manis sama sekali tidak bisa ditempatkan sejajar dengan susu sebagaimana dipahami secara umum.

Tempo

Selasa, 25 Mei 2021

Koordinator Presidium Gerakan Kesehatan Ibu dan Anak (GKIA) yang juga Ketua Umum Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI), Nia Umar, prihatin dengan masih banyak ibu yang memberikan susu kental manis (SKM) kepada bayi dan anak-anak. SKM itu tidak boleh diberikan kepada bayi dan anak-anak karena kandungan gulanya yang cukup tinggi.

“Kondisi ini sangat memprihatinkan, karena sebenarnya susu kental manis itu tidak boleh diberikan kepada bayi dan anak,” ujar Nia, Senin, 24 Mei 2021. Menurut dia, SKM hanya cocok untuk toping buat makanan seperti es campur ataupun buat kopi. “Itu pun sebenarnya tinggi gula sekali.”

Menurut Nia, konsumsi minuman dengan kadar gula sangat tinggi seperti SKM, menjadi indikator asupan makanan yang buruk karena tinggi kalori. Kalori yang didapat dari gula memberikan nilai gizi yang rendah yang menyebabkan kenaikan berat badan yang tidak sehat.

Tingginya kadar gula pada SKM membuat produk ini tidak sehat untuk dikonsumsi terutama oleh balita, anak-anak dan remaja, karena risiko kerusakan gigi, obesitas dan penyakit degeneratif yang akan terbawa sampai dewasa,” kata Nia.

Berita Lainnya