100 Tahun Ismail Marzuki

Bandung Mawardi,
Penulis

Ismail Marzuki (1914-1958), komponis legendaris asal Jakarta. Kehidupannya dijalani dengan episode-episode ironis dan puncak garapan artistik. Sekarang, kita memperingati 100 tahun Ismail Marzuki (11 Mei 1914-11 Mei 2014) dan berharap ada kenangan tentang komponis berjulukan Maing itu. Sejak kecil, Ismail Marzuki hidup bersama suara-suara pelbagai alat musik: gitar, biola, piano, akordion. Ketakjuban akan musik berbarengan dengan arus "kemadjoean" dan pembentukan identitas berpaham kebangsaan. Gramafon dianggap benda ajaib, mengundang Ismail Marzuki menempuhi jalan musik. Pelbagai lagu mengalun untuk memberi pikat tak usai, mengiringi ambisi menjadi komponis. Ismail Marzuki pun menikmati alunan musik jazz, klasik, gambus, keroncong, stambul.

Ismail Marzuki, saat berusia 17 tahun, berhasil menggubah lagu berjudul Sarinah (1931). Gairah bermusik berlanjut dengan menggubah lagu-lagu untuk film berjudul Terang Bulan (1938). Ismail Marzuki mempersembahkan lagu berjudul Kaum Kromo, Bandaneira, Pulau Saweba. Hari demi hari, Ismail Marzuki hidup bersama musik. Zaman terus berubah, selera dan acuan estetika bergerak ke pengimajinasian Indonesia: dari keindahan alam sampai kisah-kisah perjuangan. Masa 1930-an, orang-orang bergerak ke zaman ketakjuban melalui suguhan pelbagai seni, teknologi, ide, benda. Ismail Marzuki mengalami zaman berbekal alat musik, suara, lirik. Bermusik!

Minggu, 11 Mei 2014

Bandung Mawardi,
Penulis

Ismail Marzuki (1914-1958), komponis legendaris asal Jakarta. Kehidupannya dijalani dengan episode-episode ironis dan puncak garapan artistik. Sekarang, kita memperingati 100 tahun Ismail Marzuki (11 Mei 1914-11 Mei 2014) dan berharap ada kenangan tentang komponis berjulukan Maing itu. Sejak kecil, Ismail Marzuki hidup bersama suara-suara pelbagai alat musik: gitar, biola, piano, akordion. Ketakjuban akan musik berbarenga

...

Berita Lainnya