Mewaspadai Kutukan Teknologi

Ahmad Sahidah,
Dosen Universitas Utara Malaysia

Ketika bulan purnama hadir, dulu warga kampung saya tak bisa menyembunyikan kegembiraannya. Mereka menyambut sinar terang dengan bercengkerama di halaman rumah tanpa pagar. Sementara itu, anak-anak memanjakan diri dengan aneka permainan, dari hanya berlarian, petak umpet, hingga gobak sodor. Yang menarik, jika bulan gerhana, mereka membangunkan pohon agar tak tertidur dan mengusir sang raksasa agar memuntahkan bulan. Namun pemandangan seperti ini hadir ketika kampung belum dialiri listrik dan disihir televisi. Sekarang kebiasaan yang dimaksud musnah.

Orang tua lebih khusyuk di depan televisi. Anak-anak juga membetot acara sinetron yang tak cocok untuk usia mereka. Malangnya, tradisi kesenian lokal turut tergerus oleh hiburan dari televisi. Dulu, saya masih sempat menikmati sosio-drama lokal Albadar Mahajaya, di mana orang-orang kampung berjumpa di pasar tempat pergelaran dilangsungkan. Dengan mengangkat cerita para nabi atau kerajaan zaman dulu, drama ini mendekatkan orang ramai satu sama lain secara langsung. Betapa rumah telah menjadi penjara, bukan?

Minggu, 8 Desember 2013

Ahmad Sahidah,
Dosen Universitas Utara Malaysia

Ketika bulan purnama hadir, dulu warga kampung saya tak bisa menyembunyikan kegembiraannya. Mereka menyambut sinar terang dengan bercengkerama di halaman rumah tanpa pagar. Sementara itu, anak-anak memanjakan diri dengan aneka permainan, dari hanya berlarian, petak umpet, hingga gobak sodor. Yang menarik, jika bulan gerhana, mereka membangunkan pohon agar tak tertidur dan mengusir sang raksasa agar

...

Berita Lainnya