Menjemput Oasis dalam Tradisi Mudik

Munawir Aziz,
ALUMNUS CENTER FOR RELIGIOUS AND CROSS CULTURAL STUDIES (CRCS), SEKOLAH PASCASARJANA UGM, YOGYAKARTA

Warga negeri ini setiap tahun menyelenggarakan tradisi akbar berupa mudik. Mudik serupa lorong yang dijejali jutaan manusia yang harap-cemas namun tetap khidmat. Ritus mudik menjadi perayaan transportasi massal dengan berbagai kisah pedih yang menyelimuti. Mudik merupakan cermin faktual perjalanan manusia setiap tahun untuk mencari dirinya sendiri. Dalam ruang kerinduan, mudik berfungsi memuaskan dahaga untuk singgah ke ruang-waktu berupa kenangan dan catatan masa silam.

Sebagai ritus tahunan, mudik tak hanya berfungsi sebagai ekspresi puncak kerinduan manusia untuk mengejar kenangan yang lama tertinggal. Mudik juga sebagai aktualisasi kultural masyarakat Indonesia untuk mengukuhkan fondasi toleransi, tepa-selira, gotong-royong, dan kepekaan sosial. Di ruang penat aktivitas mudik, akan ditemukan perjuangan mencari tiket transpor, aksi calo, sumpeknya terminal, dan kondisi kusam angkutan massal yang membawa harapan pemudik. Dalam perjalanan mudik, selalu ada pelajaran yang bisa dipetik untuk kearifan dan pengalaman hidup. Setelah mudik, arus balik membuka ruang refleksi yang lebih panjang. Arus balik seakan merayakan pencarian manusia terhadap ruang-waktu untuk mengejar kemungkinan. Pilihan atas kemungkinan ini hadir sebagai balasan terhadap nasib yang terus dipertaruhkan.

Minggu, 4 Agustus 2013

Munawir Aziz,
ALUMNUS CENTER FOR RELIGIOUS AND CROSS CULTURAL STUDIES (CRCS), SEKOLAH PASCASARJANA UGM, YOGYAKARTA

Warga negeri ini setiap tahun menyelenggarakan tradisi akbar berupa mudik. Mudik serupa lorong yang dijejali jutaan manusia yang harap-cemas namun tetap khidmat. Ritus mudik menjadi perayaan transportasi massal dengan berbagai kisah pedih yang menyelimuti. Mudik merupakan cermin faktual perjalanan manusia setiap tahun untuk mencari

...

Berita Lainnya