Dari Body Positivity Jadi Toxic Positivity

Viren Swami, profesor psikologi sosial dari Anglia Ruskin University, Inggris, menyatakan body positivity bisa mengarah menjadi toxic positivity. Salah satu penyebabnya adalah kampanye mencintai tubuh tidak menyentuh akar masalah, yaitu ketidaksetaraan gender.

Tempo

Selasa, 11 Oktober 2022

“Kamulah yang mendefinisikan kecantikanmu sendiri. Kamu lebih dari sekadar angka dalam skala. Cintai dirimu apa adanya.”

Pesan positif terhadap tubuh (body positivity) seperti ini dapat ditemukan di mana-mana, dari media sosial hingga iklan televisi. Walaupun beberapa orang menganggap gerakan body positivity dapat membangkitkan semangat dan membantu mereka, banyak juga yang mulai menilai gerakan ini toxic (beracun) dan mengataka

...

Berita Lainnya