Manusia Gerobak

Firman, 35 tahun, tampaknya sudah lupa panasnya sengatan matahari siang bolong.

Minggu, 26 Juni 2005

Firman, 35 tahun, tampaknya sudah lupa panasnya sengatan matahari siang bolong. Toh, dia tetap setia dengan gerobaknya. Menembus tirani terik, mengais plastik sisa, demi sesuap nasi.Sudah lebih dari 20 tahun, kini bersama istrinya, Tety, dia melawan ganasnya Jakarta yang terus bersolek. Menarik gerobak, menggilas jalan-jalan, menelisik setiap sudut jalan. Tak banyak yang bisa didapat untuk ukuran hidup di Jakarta. Sekitar Rp 9.000 per hari, yang ...

Berita Lainnya