Rupiah Tembus 12.000 per Dolar

JAKARTA - Pergerakan rupiah dihujani sentimen negatif setelah bank sentral Amerika Serikat (The Fed) kembali mengeluarkan spekulasi percepatan kenaikan suku bunga dan memanasnya situasi politik di dalam negeri setelah pengesahan Rancangan Undang-Undang Pemilihan Kepala Daerah.

Investor yang khawatir dengan risiko investasi Indonesia ke depan akhirnya beramai-ramai mengakumulasi kepemilikan aset bernilai dolar AS. Dalam perdagangan kurs kemarin, rupiah menjadi mata uang regional yang mengalami koreksi paling dalam. Rupiah ditutup melemah 65 poin (0,54 persen) ke level 12.048 per dolar.

Ekonom PT Samuel Aset Manajemen, Lana Soelistianingsih, mengatakan di luar sentimen The Fed, pelemahan rupiah sarat dipengaruhi kondisi politik nasional. Pengesahan RUU Pemilihan Kepala Daerah yang dimotori oleh Koalisi Merah Putih membuat kalangan investor mencemaskan kerja pemerintahan Joko Widodo ke depan. "Keputusan pilkada langsung akan memicu kerumitan bagi pemerintahan Jokowi."

Sabtu, 27 September 2014

JAKARTA - Pergerakan rupiah dihujani sentimen negatif setelah bank sentral Amerika Serikat (The Fed) kembali mengeluarkan spekulasi percepatan kenaikan suku bunga dan memanasnya situasi politik di dalam negeri setelah pengesahan Rancangan Undang-Undang Pemilihan Kepala Daerah.

Investor yang khawatir dengan risiko investasi Indonesia ke depan akhirnya beramai-ramai mengakumulasi kepemilikan aset bernilai dolar AS. Dalam perdagangan kurs kemarin

...

Berita Lainnya