Zelfeni Wimra
leher yang sering disayat malu

aku butuh cermin
kau beri air talqin

bagaimana aku akan memeriksa bayangan leher ini;
mendandani pori demi pori yang belakangan sering disayat malu?
para saudagar sejarah gemar menato tinta hitam di pangkal kudukku
mirip sekali perangainya dengan tukang tambang
yang satu persatu menghilang dari keramaian
dari cerita bukit yang digali
dari cinta yang didaur berulang-ulang
dari jejak tangkai pacul di bahu setiap bujang

andaikata goresan malu tidak terperikan lagi
mengapa harus air talqin yang kau siramkan
bila hanya untuk melukai, membantai,
atau menandai urat nyawa ini dengan kematian
cermin itu juga bisa menyelesaikannya
remukkan dan sayatkan ke lingkaran medali arang
yang bertahun dicekikkan ke daging kudukku

Minggu, 12 Mei 2013

aku butuh cermin
kau beri air talqin

bagaimana aku akan memeriksa bayangan leher ini;
mendandani pori demi pori yang belakangan sering disayat malu?
para saudagar sejarah gemar menato tinta hitam di pangkal kudukku
mirip sekali perangainya dengan tukang tambang
yang satu persatu menghilang dari keramaian
dari cerita bukit yang digali
dari cinta yang didaur berulang-ulang
dari jejak tangkai pacul di bahu setiap bujang

andaikata goresan malu tidak ter

...

Berita Lainnya