Antara Den Haag dan Delft

Rilda A.Oe. Taneko

Hidup yang kami jalani bukanlah hidup kami
Rumah, pepohonan, langit yang asing
Tanah yang kami pijak bukanlah tanah kami
Bahasa yang kami ucap bukanlah milik ibu kami
Kami bukanlah diri kami
Dan semua terjadi karena gerbang itu...


Den Haag--Delft, Musim Gugur

"KETIKA melalui gerbang itu, saya tak pernah menyangka akan diantar pada dunia yang sungguh asing, Nak," kakek di sampingku memulai kisah.

Aku mengangguk-angguk. Aku tidak mengenalnya. Ia duduk di sampingku sejak dari Den Haag. Lalu, melihat aku serupa dengannya, sama berambut hitam, bermata hitam, berkulit gelap, bertubuh tak tinggi, dan berhidung tidak mancung, ia tersenyum senang. Rambut kami sama tegak ijuk, hanya miliknya diselipi uban di sana-sini.

Minggu, 3 Februari 2013

Rilda A.Oe. Taneko

Hidup yang kami jalani bukanlah hidup kami
Rumah, pepohonan, langit yang asing
Tanah yang kami pijak bukanlah tanah kami
Bahasa yang kami ucap bukanlah milik ibu kami
Kami bukanlah diri kami
Dan semua terjadi karena gerbang itu...


Den Haag--Delft, Musim Gugur

"KETIKA melalui gerbang itu, saya tak pernah menyangka akan diantar pada dunia yang sungguh asing, Nak," kakek di sampingku memulai kisah.

Aku mengangguk-angguk. Aku tidak

...

Berita Lainnya