Nisan Tak Bermakam

Veven Sp. Wardhana

1. Kesaksian Penggangsir Makam

MAKAM itu terletak tepat di kaki tebing. Tebing itu sendiri menghadap ke arah matahari tenggelam; jika senja tiba, tebing itu seperti menjadi satu-satunya saksi yang menatap matahari yang perlahan terbenam menyusup di balik rerimbunan hutan yang tak pernah ditembus seorang pun. Hutan itu tampak lebih dari sekadar hijau kelam. Tentu, bukan karena hutan itu benar yang menyebabkan tak seorang pun memasuki dan melintasinya; pinggiran hutan itu sendiri dibatasi oleh endapan lumpur yang sesekali menggelegak dan menyemburatkan uap panas bercampur lelehan lumpur cair. Bahkan bau yang sangat menyengat dari genangan lumpur itu sudah membuat orang enggan mendekat.

Awalnya, penduduk mengebumikan jenazah di dekat-dekat pinggiran genangan lumpur itu. Namun, karena lumpur itu dirasa bakal merambat ke wilayah permakaman, penduduk memilih mengalihkan permakaman sekalian saja jauh dari genangan lumpur. Pilihan yang paling mudah adalah menentukan lahan yang paling akhir ditimpa sinar matahari senja: kaki-kaki tebing itu. Lahannya juga yang paling mudah dicangkul dan digali di antara hamparan berpadas, keras, layaknya cadas.

Minggu, 9 Desember 2012

Veven Sp. Wardhana

1. Kesaksian Penggangsir Makam

MAKAM itu terletak tepat di kaki tebing. Tebing itu sendiri menghadap ke arah matahari tenggelam; jika senja tiba, tebing itu seperti menjadi satu-satunya saksi yang menatap matahari yang perlahan terbenam menyusup di balik rerimbunan hutan yang tak pernah ditembus seorang pun. Hutan itu tampak lebih dari sekadar hijau kelam. Tentu, bukan karena hutan itu benar yang menyebabkan tak seorang pun m

...

Berita Lainnya