Skarf

Desi Puspitasari

SILVIE masuk dan meletakkan tas dengan wajah muram. Ia melepas jaket dan melipatnya menjadi semacam buntalan lalu menyoroknya masuk ke dalam almari. Ia mengganti sepatu kets dengan sepatu bertumit lima senti. Matanya melirik ke arah jam dinding. Lima belas menit lagi pukul tiga sore. Ia membetulkan sekali lagi kemeja dan rok spannya. Memeriksa riasan di wajah. Ketika membubuhkan beberapa tepuk bedak di wajah, ia melihat seseorang dari cermin kotak bedak. Ia menoleh. "Mau apa kau?"

Morris kaget lalu pura-pura membenahi tumpukan tas dan jaket. "Tidak."

"Berhenti mengamat-amatiku!"

Minggu, 26 Agustus 2012

Desi Puspitasari

SILVIE masuk dan meletakkan tas dengan wajah muram. Ia melepas jaket dan melipatnya menjadi semacam buntalan lalu menyoroknya masuk ke dalam almari. Ia mengganti sepatu kets dengan sepatu bertumit lima senti. Matanya melirik ke arah jam dinding. Lima belas menit lagi pukul tiga sore. Ia membetulkan sekali lagi kemeja dan rok spannya. Memeriksa riasan di wajah. Ketika membubuhkan beberapa tepuk bedak di wajah, ia melihat seseoran

...

Berita Lainnya