Lelaki dan Bintang Kecil
Minggu, 13 Februari 2011
MATANYA membuka. Nyalang. Mengandung amarah. Demi Tuhan, tak adakah yang bisa melakukan sesuatu? Dilemparkannya bantal yang sedari tadi menutupi telinganya namun sia-sia itu. Paling tidak ini sudah lebih dari setengah jam. Dibacanya angka yang tertera di layar Blackberry-nya. Pukul 2:27. Siapa yang butuh keributan semacam ini sebelum subuh tiba? Yang jelas bukan seorang pegawai yang promosinya tergantung dari keberhasilan negosiasi