• Ashif Hasanuddin
    PINTU
  • Minggu, 9 Januari 2011

    Dari bara yang jadikan lelaki
    setengah merdeka
    aku datang
    mengetuk palung dalammu.

    Dengan telinga
    yang serupa radar api
    aku mencarimu,
    meniti sayap dan gerigi.

    Seperti jengkrik
    kususun segala bunyi,
    agar rautmu yang pasi
    tumbuh rerumbai,
    semacam puisi
    atau bebunga padi,

    Yang menuju putih,
    seputih jalan yang diberkati
    di saat dedaun bersih
    oleh sisa embun pagi,
    oleh mimpi.

    Lia, adakah waktu
    yang lebih indah
    dari bunyi-bunyian ini?

    Bunyi yang kucari
    hin...

    Berita Lainnya