Babi
Minggu, 17 Oktober 2010
Romi Zarman
"DASAR babi!"
"Dasar babi?"
Saya tak mengerti: kenapa ucapan itu terdengar lirih. Bukankah ia hendak memaki saya? Kenapa ia tak berani lantang? Beberapa detik saya pikirkan. Ah, mungkin karena ia sudah terlalu lelah. Berjam-jam ia memeriksa saya. Sejak kemarin lusa, ini pemeriksaan kali kedua. Tapi sampai sekarang ia belum juga mendapatkan apa-apa.
Saya tatap ia, duduk menghadap ke arah saya di seberang meja. Sebagai seorang petugas, ia sudah
...