Ibu

Putu Setia

Saya persembahkan tulisan ini dengan setulusnya kepada para ibu, dan perempuan-perempuan yang akan menjadi ibu. Begitu mulianya seorang ibu, bahkan ajaran agama menempatkan kaum ibu sebagai manusia yang terhormat. Jika kita ingin tahu di mana letak surga, maka kita harus sungkem kepada ibu. Dengan posisi sungkem itu, kita pun bisa melihat telapak kaki ibu. Nah, di sanalah surga.

Surga tidak terletak di tubuh para lelaki. Surga dibawa ibu, tetapi tidak diletakkannya di dalam tas, meski mereknya Hermes. Tak pula di gelang berlian atau arloji yang harganya ratusan juta rupiah. Karena ibu membawa surga, ia harus membagi perhatiannya kepada suami, kepada anak dan cucu. Jika ada anak-anaknya yang setiap hari bersekolah melewati jembatan gantung yang bergoyang, ibu harus membangun jembatan yang kokoh, bukan mempersolek wajahnya. Ibu harus mengontrol perilaku suaminya agar bekerja dengan jujur, bukan malah mendorong suaminya untuk korupsi. Sang ibu harus sadar kehormatan keluarga begitu penting. Korupsi, pelan atau cepat, pasti berujung pada aib yang ditanggung seluruh keluarga. Apalagi jika sang ibu yang jadi pejabat dan melakukan korupsi, maka aibnya berkali lipat. Orang bersorak ketika ibu itu diangkut dengan mobil tahanan.

Minggu, 22 Desember 2013

Putu Setia

Saya persembahkan tulisan ini dengan setulusnya kepada para ibu, dan perempuan-perempuan yang akan menjadi ibu. Begitu mulianya seorang ibu, bahkan ajaran agama menempatkan kaum ibu sebagai manusia yang terhormat. Jika kita ingin tahu di mana letak surga, maka kita harus sungkem kepada ibu. Dengan posisi sungkem itu, kita pun bisa melihat telapak kaki ibu. Nah, di sanalah surga.

Surga tidak terletak di tubuh para lelaki. Surga dibawa

...

Berita Lainnya