Surat untuk SBY
Minggu, 21 Agustus 2011
Putu Setia
Sejak awal puasa, saya tak bertemu dengan Romo Imam. Rupanya, kami sama-sama kangen. Romo lalu mengundang saya ke padepokannya untuk berbuka bersama. Saya datang lebih awal, dengan maksud bersedia ikut repot di dapur.
"Ibu tak usah dibantu. Bantu saja Romo membuat surat untuk SBY," kata Ibu Imam. Saya melihat Romo sudah siap dengan kertas dan pulpen. "Surat ditulis tangan lebih orisinal," kata Romo. "Kalau surat Nazaruddin ke SBY ditulis
...