Menulis Puisi Sebagai Praksis Politik

Seandainya saja menulis puisi tidak mempunyai kekuatan praksis serius dan hanya dianggap sebagai sekadar "ratapan dan kegelisahan personal", tentu Wiji Thukul, penyair dari Solo, tidak akan dianggap sangat berbahaya bagi penguasa Orde Baru.

Minggu, 18 September 2005

Judul Buku: Bunglon!Penulis: Hasyim WahidPenerbit: Fresh Book JakartaCetakan I: Juli 2005Tebal: xi + 84 halamanSeandainya saja menulis puisi tidak mempunyai kekuatan praksis serius dan hanya dianggap sebagai sekadar "ratapan dan kegelisahan personal", tentu Wiji Thukul, penyair dari Solo, tidak akan dianggap sangat berbahaya bagi penguasa Orde Baru. Tentu pula ia tidak akan "dilenyapkan" tanpa jejak dan kita semua tidak tahu rimbanya hingga rezim itu...

Berita Lainnya